Sabtu, 05 Oktober 2013

LINGKUNGAN BASIS DATA



Basis Data merupakan suatu sumber yang bisa digunakan bersama, maka setiap pemakai membutuhkan pandangan yang berbeda – beda terhadap data didalam basis data. Untuk memenuhi kebutuhan ini, arsitektur komersial basis data yang banyak digunakan telh tersedia saat ini dan mengalami perluasan yaitu arsitektur ANSI SPARC.

Tujuan utama dari sistem basis data adalah menyediakan pemakai dalam suatu pandangan abstrak mengenai data,dengan menyembunikan detail bagaimanadata disimpan dan dimanipulasikan. Oleh karena itu , titik awal perancangansebuah basisi data haruslah abstrak dan deskripsi umumdari kebutuhan – kebutuhan informasisuatu organisasi harus digambarkan di dalam basis data. Lingkungan basis data adalah sebuah habitat di mana terdapat basis data untuk bisnis.
3 Tingkatan Arsitektur Basis Data ANSI-SPARC
1. Tingkat Eksternal (External Level)
Merupakan cara pandang pemakai terhadap basis data, menggambarkan bagian basis data yang relevan bagi pemakai tertentu. Cara pandang secara eksternal terbatas pada entitas, atribut dan hubungan antar entitas (relationship) yang diperlukan saja.
2. Tingkat Konseptual (Conseptual Level)
Kumpulan cara pandang terhadap basis data yang menggambarkan data yang disimpan dalam basis data.
Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat konseptual :
·         Semua entitas beserta atribut dan hubungannya
·          Batasan data
·         Informasi semantik tentang data
·          Keamanan dan integritas informasi
3. Tingkat Internal (Internal level)
Perwujudan basis data dalam computer menggambarkan bagaimana basis data disimpan secara fisik di dalam peralatan storage dengan tempat penyimpanan/physical storage. Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini :
·         Alokasi ruang penyimpanan data dan indeks
·          Deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen)
·          Penempatan record
·          Penempatan data dan teknik encryption
Data sub language adalah subset bahasa yang dipakai untuk operasi manajemen basis data. Dengan cara ditempelkan (embedded) pada bahasa tuan rumah (Cobol,PL/1,dsb).
Data Independence
Tujuan utama dari 3 tingkat arsitektur adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinngi.
Ada 2 jenis data independence :
1.      Physical Data Independence
2.      Logical Data Independence
DBMS (Database Management System)
adalah sekumpulan program yang mengkordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan basis data.
Dalam basis data secara umum dikenal 2 data sub language :
1.      Data Definition Language (DDL)
Bahasa yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari database, di dalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan relasinya
2.      Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang digunakan untuk menjabarkan pemrosesan dari database, fasilitas ini diperlukan untuk memasukkan, mengambil, mengubah data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi database
2 Jenis DML
1.   Procedural DML
      Digunakan untuk mendefinisikan data yang diolah dan perintah yang akan dilaksanakan.
2.   Non Procedural
      Digunakan untuk menjabarkan data yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara pengambilannya.
Secara khusus pengguna menggunakan berbagai bahasa :
1.      Programmer Aplikasi menggunakan bahasa seperti : Cobol, Informix, dll (host language) dalam DBMS.
2.      Pemakai Terminal menggunakan bahasa Query (misal SQL).
3.      DBA menggunakan bahasa DDL dan DML yang tersedia dalam DBMS.
Konsep DBMS
·         Pengguna menyatakan permintaan akses menggunkan DBMS.
·         DBMS menangkap dan menginterpretasikan
·         DBMS mencari :
v  Eksternal / conceptual mapping
v  conceptual schema
v  konseptual / internal mapping
v  Internal schema
·         DBMS melaksanakan operasi yang diminta terhadap basis data tersimpan, proses 1 s/d 4 dapat dilakukan secara interactive atau decompile dulu.
Fungsi DBMS
1.    Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
2.    Katalog yang dapat diakses pemakai
3.    Mendukung Transaksi
4.    Melayani kontrol concurrency
5.    Melayani recovery
6.    Melayani autorisasi
7.    Mendukung komunikasi data
8.    Melayani integrity
9.    Melayani data independence
10. Melayani utility
Komponen DBMS:
1.      Query Processor
2.      Database Manager
3.      File Manager
4.      DML Preprocessor
5.      DDL Compiler
6.      Dictionary Manager
Komponen Software utama database manager adalah
1.      Authorization Control
2.      Command Processor
3.      Integrity Checker
4.      Query Optimizer
5.      Transaction Manager
6.      Scheduler
7.      Recovery Manager
8.      Buffer Manager
Arsitektur DBMS Multi User:
1. Teleprocessing
Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada computer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.
2.      File Server
Kerugian arsitektur file server adalah
o   Terdapat lalu lintas jaringan yang besar masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS
o   Kontrol terhadap concurrency, recovery, dan integrity menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS mengakses file secara bersamaan.
3.      Client Server
Ringkasan fungsi client server
·         Client
-Mengatur user interface
-Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemakai
-Memproses aplikasi
-Generate permintaan basis data dan memindahkannya ke server
-Memberikan response balik kepada pemakai
·         Server
-Menerima dan memproses basis data yang diminta dari client
-Memeriksa Autorisasi
-Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity constraint
-Melakukan Query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
-Memelihara data dictionary
-Menyediakan akses basis data secara bersamaan
-Menyediakan control recovery
4.       Data Dictionary
Tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data dalam basis data. Untuk mengerjakan pemeriksaan data dictionary menyimpan :
·         Nama-nama pemakai yang mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS
·         Nama-nama data item yang ada dalam basis data
·         Data item yang dapat di akses oleh pemakai dan jenis akses yang diijinkan.
Misalnya : Insert, Update, Delete, Read
Model Data
Kumpulan konsep terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dalam suatu organisasi. Data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record :
1.      Model Data Berbasis Objek
Menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Jenis-jenisnya yaitu:
-entity relationship
-semantic
-functional
-object oriented
2.      Model Data Berbasis Record
Basis data ini terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap dapat dibedakan dari bentuknya.
3 macam jenis model data berbasis record yaitu :
-Model data relasional (relational)
-Model data hierarkhi (hierarchical)
-Model data jaringan (network)
Untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan :
·         Nama-nama data item dalam basis data
·         Jenis dan ukuran data item
·         Batasan untuk masing-masing data item.

ASAL MULA BAHASA



MATA KULIAH          : BAHASA INDONESIA
KELAS                        :  3KA07
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
-          ANNISA SELANDIA                 19111530
-          CLAUDIA GALUH . K              11111683
-          MEGAWATI OKTAVIANI       14111391


Diduga makhluk-makhluk yang mirip manusia dan menggunakan alat pemotong terbuat dari batu namun masih seperti kera “berkomunikasi“ secara naluriah , dengan bertukar- tanda alamiah berupa suara (gerutan, geraman, pekikan), postur dan gerakan tubuh, termasuk gerakan tangan dan lengan, sedikit lebih maju dari “komunikasi“ hewan primata masa kini. Mereka tidak menggunakan bahasa lisan yang membutuhkan penciptaan berbagai suara yang subtil.
Dulu nenek moyang yang juga disebut Cro magnon ini tinggal di gua-gua. Mereka punya sosok seperti manusia, hanya saja lebih berotot dan lebih tegap, mungkin karena hidup mereka penuh semangat dan makan makanan yang lebih sehat. Ketika mereka belum mampu berbahasa verbal, mereka berkomunikasi lewat gambar-gambar yang mereka buat pada tulang, tanduk, cadas, dan dinding gua yang banyak ditemukan di Spanyol dan Prancis Selatan. Mereka menggambarkan bison, rusa kutub, dan mamalia lainnya yang mereka buru. Inilah sarana pertama yang dikenal manusia untuk merekam informasi.
Kemudian antara 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan bahasa lisan. Ini dimungkingkan karena mereka punya struktur tengkorak, lidah, dan kotak suara yang mirip dengan yang dimiliki sekarang. Kemampuan berbahasa inilah yang membuat mereka terus bertahan hingga kini, tidak seperti makhluk mirip manusia sebelumnya yang musnah.
Fred West mengemukakan bahwa ,” ujar seperti halnya bahasa, adalah hasil kemampuan manusia untuk melihat gejala-gejala sebagai simbol-simbol dan keinginannya untuk mengungkapkan simbol-simbol(simbol vokal, hingga terucapkan kata-kata, umpamanya, bahaya, ngeri, dalam, dingin, menenggelamkan, hanyut, arus, dan sebagainya) itu.
Pandangan Socrates, Max Mueller (1825-1900) seorang bangsa Jerman mengemukakan Dingdong Theory atau Nativistic Theory yang meyakini bahwa bahasa timbul secara alamiah karena manusia mempunyai insting yang istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran bagi setiap pesan yang datang dari luar termasuk dalam meniru bunyi-bunyi alam.
Teori lain yang disebut Teori Bow-bow atau Echoic Theory menjelaskan bahwa bahasa manusia merupakan tiruan bahasa alam, misalnya suara halilintar, kicauan burung, bunyi hujan, bunyi gesekan daun, dan bunyi-bunyi lainnya akan merupakan sumber bahasa. Teori-teori yang dikemakakan Socrates, Max Mueller, dan Teori Bow-bow ternyata mendapat banyak kritik, karena teori-teori tersebut tidak dapat membuktikan semua ‘kata’ dapat dihubungkan dengan bunyi-bunyi alam.
Suara yang sama seringkali ditafsirkan secara berbeda-beda oleh orang-orang yang berlainan, misalnya dalam menirukan suara kokok ayam jantan, orang Jawa menyebutnya “kukuruyuk”, orang Sunda menyebut kongkorongok’, orang Prancis dan Spanyol menyebut “cocorico”, orang Cina menyebut “wang-wang”, sedangkan orang Inggris menyebut “cock a doodle do”.
Teori yang lain adalah Teori Interjeksi (Interjection Theory) atau Teori Pooh-pooh yang berpandangan bahwa bahasa manusia berasal dari dorongan dan ungkapan emosi, misalnya rasa sakit, takut, senang, marah, atau sedih. Menurut teori ini, bunyi “ha... ha...” timbul karena dorongan rasa gembira, bunyi “uuh. .“ timbul karena rasa sakit, bunyi “wow...” muncul karena rasa kaget.
Pada abad ke-19, Darwin menyodorkan hipotesis bahwa bahasa lahir karena menirukan isyarat-isyarat yang dilakukan anggota tubuh yang lain. Menurut teori ini pula bahwa isyarat fisik dapat menjadi cara untuk menunjukkan serangkaian makna. Selain teoni-teori sebagaimana dijelaskan di atas, masih ada teori lain mengenai asal mula bahasa dengan fokus pada aspek-aspek fisik manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Kini para antropologi menyimpulkan bahwa manusia dan bahasa berkembang bersama. Manusia ada di bumi ini kurang lebih sudah satu juta tahun lamanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya menjadi homo sapiens juga mempengaruhi perkembangan bahasanya. Perkembangan otaknya mengubah dia dari agak manusia menjadi manusia sesungguhnya. Mereka kini mempunyai kemampuan, mulai menemukan dan mempergunakan alat-alat, dan mulailah dia berbicara.
Dalam Combridge Encyclopedia tentang evolusi manusia, para editor Jones, Martin, dan Plilbeam mengizinkan bahwa tidak ada bahasa kecuali bahasa manusia; dan kemudian meneruskan mengamati bahwa bahasa adalah suatu adaptasi unik pada manusia, namun keunikannya juga memiliki sifat alami dan basis biologinya adalah sulit untuk digambarkan.
Bahasa manusia pertama hampir tak punya arti, sebagaimana ucapan-ucapan bayi lama kelamaan ucapan-ucapan tadi berkembang menuju kesempurnaan. Bukti kemampuan pembawaan untuk berbahasa ialah kenyataan bahwa setiap bayi yang dilahirkan hidup mesti menangis. Tangisan pertama inilah bentuk ujaran yang paling sederhana. Tangisan ini di mana pun bayi dilahirkan secara kualitas sama. Artinya, bahwa setiap bayi memiliki bunyi-bunyi dasar yang sama yang akan siap untuk dikembangkan dalam menguasai bahasa apa saja. Dengan demikian, manusia sanggup menguasai lebih dari satu bahasa.
Perkembangan sejarah bahasa dari jaman Yunani Kuno sampai sekarang tidak lepas dari adanya kontroversi. Kontroversi yang pertama sudah ada sejak abad keenam sebelum masehi. Dua kubu yang saling berhadapan saat itu kubu phusis dan kubu thesis. Kontroversi yang kedua terjadi sekitar abad ke-4 sebelum Masehi antara penganut faham Analogi dan penganut faham Anamoli. Kontroversi yang ketiga timbul pada jaman Renaissance, antara para penganut empirisme dan para penganut nasional.